Ada yang beranggapan bahwa kromatografi gas/gas chromatography (GC) merupakan metode analisis & pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Kalau seperti itu halnya, mengapa tidak menggunakan distilasi saja?
Jadi apakah anggapan tersebut salah? Tidak sepenuhnya salah. Memang titik didih merupakan salah satu faktor penting dalam pemisahan menggunakan GC. Tapi perlu kiranya kita merujuk pada yang lebih faham tentang hal tersebut. Tidak usah jauh-jauh membuka Modern Analytical Chemistry-nya David Harvey yang bukunya tebal itu, buku tipisnya Prof. Hardjono yang berjudul Kromatografi kiranya cukup untuk menjawabnya. Mari kita simak.
Pada hal.46 Prof.Hardjono menyatakan :
“Kromatografi merupakan cara pemisahan yang mendasarkan partisi cuplikan antara fasa bergerak dan fasa diam”
Berbeda kan dengan distilasi? Dalam distilasi jelas tidak melibatkan fasa diam dan fasa gerak apalagi partisi, yang ada hanya panas dan pengaturan suhu. Lantas mengapa dinamakan GC? Tidak lain dan tidak bukan karena fasa geraknya berupa gas. Lalu bagaimana dengan fasa diamnya?
Pada halaman berikutnya, Prof.Hardjono menyebutkan :
“Kita mengetahui bahwa ada dua jenis dari Kromatografi gas, yaitu :
  1. Kromatografi padatan gas (G.S.C)
  2. Kromatografi cairan gas (G.L.C)
Dalam kedua hal ini sebagai fasa gerak adalah gas (hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa diamnya berbeda. Meskipun demikian kedua cara tersebut mempunyai banyak persamaan. Perbedaan yang ada adalah hanya tentang cara kerja.
Pada G.S.C kita mempunyai adsorpsi (absorpsi) dan dalam GLC kita mempunyai partisi (larutan).”
Terjawab sudah kan bahwa dasar pemisahan pada GC bukan (hanya) perbedaan titik didih.
Untuk pembahasan lebih detail, kita lanjutkan di lain waktu. Selamat belajar, yakinlah kimia itu mudah.